YUSYFA' FATHONI, S.Pd, M.M.Pd KEWIRAUSAHAAN UNTUK SMK

Minggu, 03 Januari 2010

KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN


Kegiatan belajar ke-1 s.d. 5
Pemimpin dan Kepemimpinan

1. Pengertian pemimpin dan kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan factor yang paling menentukan di dalam manajemen yang baik. Ia merupakan kualitas manajemen yang dapat mendorong orang lain untuk bertindak.
Pemimpin yang baik merupakan seorang manajer yang efektif yang harus memiliki kualitas dan kemampuan pimpinan yang baik. Pemimpin yang baik harus dapat mempengaruhi bawahannya dan dapat menimbulkan kerja sama yang baik di antara mereka serta mendorong dan memberikan saran kepada orang lain.
Keuletan adalah suatu sinar terang keberhasilan dalam menjalankan kehidupan. Banyak di antara kita yang terlalu cepat berputus asa, menyerah karena melihat tanda-tanda kegagalan. Namun, ada juga orang-orang yang akan tetap melanjutkan usahanya, walaupun mereka melihat tanda-tanda adanya hambatan untuk mencapai tujuan. Mereka ini adalah orang yang pantang menyerah dan ulet.
Di bawah ini diuraikan rumusan mengenai batasan kepemimpinan (leadership), diantaranya menurut :
a.Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo
Kepemimpinan (leadership) adalah tingkah laku untuk mempenngaruhi orang lain agar mereka memberikan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan yang menurut pertimbangan mereka adalah perlu dan bermanfaat.
b.Charles w. Marrifield
Kepemimpinan adalah menyangkut bagaimana menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan dan mengkoordinasikan motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam suatu usaha bersama secara sukarela
c.Chester Irving Barnard
Kepemimpinan adalah kemampuan pribadi untuk menegaskan keputusan yang memberikan dimensi mutu dan dimensi kesusilaan kepada koordinasi kegiatan berorganisasi dan kepada perumusan tujuan.
d.George R. Terry
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang untuk bekerja secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama.
e.Howard W. Hoyt
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang-orang.
f.Pfiffner dan Prethus
Kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasikan dan memberikan motivasi kepada individu-individu dan kelompok guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan-penjelasan batasan tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan atau memimpin itu adalah usaha untuk menggerakkan orang lain ataupun bawahan yang dipimpin supaya mereka dapat bekerja sama menuju suatu tujuan yang diinginkan bersama dan dianggap penting bagi mereka.
Dibawah ini diuraikan pengertian dan batasan tentang pemimpin, sebagai berikut :
a.Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirjo
Pemimpin adalah orang yang mempengaruhi orang lain, agar orang-orang ini mau menjalankan apa yang dikehendakinya.
b.Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo
Pemimpin adalah orang yang berhasil menimbulkan pada bawahannya perasaan ikut serta, ikut bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang sedang diselenggarakan di bawah pimpinannya.
c.Emory S. Begardus
Pemimpin adalah seseorang yang mempengaruhi secara khusus sejumlah orang-orang.
d.Herbert S. Simon
Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempersatukan orang-orang dalam menejar suatu tujuan.
e.Prof. Dr. Haji Arifin Abdurrachman
Pemimpin adalah orang yang dapat menggerakkan orang-orang yang ada disekelilingnya untuk mengikuti jejak pemimpin itu
Menurut kamus, kata pemimpin itu sendiri mengandung beberapa arti, yaitu :
a.Menuntun (dalam arti mengantar, menunjukkan jalan) atau membimbing
b.Membawa ke jalan atau ke tujuan tertentu, mengetahui mengapalai
c.Melatih (mendidik dan mengajar) supaya dapat mengerjakan sendiri
Arti di atas menunjukkan segi-segi yang harus diusahakan oleh mereka yang mempunyai predikat pemimpin, baik kepada mereka yang berada pada tingkat atas, menengah, maupun pada tingkat bawah.
Seorang pemimpin harus dapat menggerakkan, membimbing, mempengaruhi dan dapat memberikan kegairahan kerja kepada anak buahnya. Seorang pemimpin harus dapat mendidik atau dapat mengantarkan yang dipimpin ke arah kesempurnaan dengan memberikan petunjuk-petunjuk.
Untuk itu diperlukan kemampuan yang melebihi kemampuan orang lain dalam suatu lingkungan kerja sama, sehingga dengan bekal kemampuan dapat mempengaruhi orang lain untuk ikut bekerja sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya. Kemampuan yang demikianlah yang dalam bahasa administrasi lazim disebut istilah kepemimpinan atau ladership.
Kepemimpinan atau ladership adalah keseluruhan tingkah laku manusia yang mengandung unsur-unsur kemampuan yang melebihi kemampuan orang lain untuk dapat bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jenis kelebihan yang harus dimiliki oleh pemimpin yang dimaksudkan di atas meliputi :
a.Kelebihan dalam menggunakan rasio
Yang dimaksud dalam kelebihan dalam menggunakan rasio adalah kelebihan dalam memiliki kemampuan tentang hakikat tujuan dan asas-asas organisasi yang dipimpinnya sehingga dengan bekal kriteria pengetahuan tentang seluk beluk oraganisasi yang dipimpinnya, ia akan senantiasa akan mampumenentukan kebijakkan taktis untuk memutar roda organisasi secara efisien.
b.Kelebihan dalam rohaniah
Yaitu kelebihan dalam memiliki sifat-sifat memancarkan keluhuran budi pekerti, ketinggian moralitas, dan dedukasi.
c.Kelebihan dalam jasmaniah
Ialah kelebihan dalam memliliki kesehatan badan, sehingga memungkinkan ia mampu memberikan contoh-contoh atau teladan-teladan/prestasi kerja sehari-hari kepada para bawahannya.
2.Konsepsi tentang timbulnya kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan tingkah laku manusia yang mengandung unsur kemampuan yang melebihi kemampuan orang lain, sehingga dengan kemampuan itu ia sanggup menggerakkan orang-orang di sekitarnya untuk mencapai tujuan.
Tentang timbulnya seorang pemimpin para ahli kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori yang berbeda-beda. Di antara berbagai teori yang lazim kita jumpai adalah :
a.Menurut Ordway Tead
1)Pemimpin yang membentuk dirinya sendiri (self-constitued leader)
Yaitu seorang yang dalam situasi tertentu dapat mempengaruhi orang lain ataupun dapat menunjukkan kebolehannya terhadap orang-orang sekelilingnya baik dalam bidang keilmuan atau kepandaian dan kecerdikan material maupun fisik yang unggul.
2)Pemimpin yang dipilih oleh sekelompok orang, yaitu pimpinan yang timbul akibat dari kepengikutan dari sekelompok orang.
3)Pemimpin yang ditunjuk dari atas, yaitu seseorang yang mendapat delegation of authority atau pelimpahan wewenang dari orang yang lebih tinggi kedudukan dan kekuasaannya.
b.Menurut Dr. Sondang P. Siagian, M. P. A.
1)Teori genetis
Penganut teori ini mengatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Karena bakat pemimpin itu dibawa sejak lahir, maka dari ajaran teori ini kalau orang tuanya pemimpin, maka keturunnya juga berhak menjadi pemimpin, sebab di dalam dirinya dianggap pewaris kemampuan memimpin. Teori ini biasanya dianut di zaman feodal dan raja-raja.
2)Teori sosial
Inti ajaran teori sosial ini adalah leaders are made and not born. Jadi, merupakan kebalikan dari teori genetis. Berarti bahwa bakat kepemimpinan seseorang itu timbul bukan karena keturunan (hereditas) tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat serta adanya kesempatan yang cukup untuk menjadi pemimpin.
3)Teori ekologis
Karena teori di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah teori ketiga yang disebut teori ekologis. Teori ini menyatakan bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat yang kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya sejak lahir.
3.Kualifikasi seorang pemimpin
Menurut Dr. Soemardji Hartoyo, ada kualifikasi dasar yang perlu dimiliki oleh faktor manusia yang mengaku jabatan pemimpin. Kualifikasi yang dimaksud adalah theis, moralis, qualified, inisiatif, dan progresif.
a.Theis
Jenis kualifikasi yang pertama ini maksudnya bahwa pemimpin itu harus mempercayai salah satu agama, dan menjalankan syariatnya. Karena yang diwajibkan, bahkan didogmakan dalam suatu agama pastilah mengandung hikmah atau faedah yang besar bagi diri pribadi pemeluk dan masyarakat. Faedah tersebut adalah dapat mendidik manusia untuk berdisiplin, tertib dan cinta terhadap suatu aturan. Mendidik manusia untuk selalu mensyukuri rahmat yang telah diberikan Tuhan atas jasa pihak lain.
b.Moralis
Seseorang yang hidup didalam masyarakat sejak kecil sudah terikat oleh peraturan-peraturan. Peraturan-peraturan tersebut membatasi kemerdekaan behavior-nya. Segala sesuatu dalam masyarakat akan berjalan dengan tertb apabila terpenuhi aturan-aturan dalam masyarakat tersebut. Tetapi karena aturan itu umumnya bersifat sukarela, maka biasanya orang menjadi tidak merasa bahwa tindakannya dikendalikan oleh berbagai aturan. Dan baru terasa apabila aturan itu tidak dipatuhi berakibat terganggunya ketertiban. Inisiatif untuk melaksanakan peraturan itu harus ada kesadarsan yang timbul dari hati nurani manusia itu masing-masing. Dan kesadaran itu ada apabila masing-masing individu mempunyai cukup pengertian tentang moral, yang akhirnya akan mendorong manusia itu ke kehidupan kesusilaan yang tinggi.
Kata moral berasal dari bahasa latin mos yang berarti kebiasaan. Dari kata itu muncul istilah sifat moralis yang selanjutnya biasa disingkat dengan moral saja. Dalam bahasa Belanda ditulis morelle yang berarti susila.
Moral, berhubungan dengan perbuatan dan karakter manusia. Perbuatan mana yang boleh dan perbuatan mana yang tidak boleh diperbuat manusia. Hal ini berkaitan dengan ketertiban dalam hidup sehari-hari. Maka, dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sasaran dari moral adalah keselarasan perbuatan manusia dengan aturan-aturan atau norma-norma yang mengenai perbuatan manusia itu sendiri, yang didalamnya mencakup dua dimensi, yaitu dimensi lahiriah dan dimnsi batiniah. Dimensi lahiriah adalah sebagai bekal kita dalam kehidupan atau pergaulan dalam masyarakat (publik intern dan ekstern organisasi). Sedangkan dimensi rohaniah atau batiniah adalah suatu tuntunan ke arah terbukanya kesadaran yang diilhami oleh ajaran agama
c.Qualified
Disebut juga keahlian, merupakan salah satu kualifikasi yang terpenting. Faktor keahlian ini selalu menjadi dasar dalam proses seleksi kepegawaian. Keahlian dapat dijabarkan menjadi :
1)Technical skill
2)Human skill
3)Managerial skill
Jenis keahlian yang pertama merupakan jenis keahlian yang sangat esensial terutama yang menyangkut bidang kerja yang dipimpin. Sedangkan human skill sebagai dasar untuk mengadakan kontak dengan orang lain terutama bawahan. Sedangkan managerial skill dipersiapkan bagi pemimpin agar dapat memimpin bawahan.
Berbagai keahlian di atas dapat diperoleh pada jenjang pendidikan tertentu, baik melalui lembaga pendidikan formal ataupun yang diselenggarakan oleh badan atau lembaga lain.
d.Inisiatif
Adalah kemampuan untuk menentukan jalan atau cara terbaik yang didasarkan pada tingkat rasionalitas tertentu guna memecahkan suatu masalah. Inisiatif ini terutama banyak ditentukan oleh faktor intelegensi sebagai pegawai. Dengan kata lain, faktor yang menentukan pegawai itu banyak mempunyai inisiatif atau tidak, adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan individu yang bersangkutan. Mengapa demikian? Karena orang yang mempunyai intelegensi yang tinggi adalah orang yang cerdas dan kaya inisiatif. Selain itu juga mempunyai kebijaksanaan dan konsepsi.
Pegawai yang memiliki intelegensi baik, kemudian pendidikan atau latihan sistematis, maka mereka tergolong pekerja yang memiliki inisiatif dan tentunya akan menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak mempunyai intelegensi baik, meski ia telah memiliki pengalaman. Pemimpin berada di depan, maka logislah kalau ia senantiasa memprakarsai dan merupakan sumber penentu jalan pemecahan masalah yang dihadapi (determine to problem solving)
e.Progrsesif
Maksudnya bahwa seorang pemimpin harus mampu membawa organisasnya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah, corak lingkungan yang beraneka ragam, metode, prosedur, dan teori yang selalu berkembang dan sebagainya.
Sehubungan dengan itu, dilema antara sifat manusia ang cenderung untuk lebih mematuhi hal-hal yang rutin, dengan sifat-sifat cara kerja yang lebih bersifat radikal adalah merupakan sasaran utama yang harus dipecahkan dengan action research
Keseluruhan kualifikasi di atas dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan, kemampuan dan keuletan pimpinan dalam kedudukannya sebagai penanggung jawab terakhir. Impilikasi dari pengingkatan ketahanan, kemampuan, dan keuletan pimpinan secara kontinu akan memungkinkan pimpinan yang bersangkuatan mampu memutar roda organisasi dan mampu melaksanakan kebijaksanaan taktis organisasi, serta mampu menjalankan peranannya sebagai :
a.Stabilisator e. Katalisator
b.Organisator f. Dinamisator
c.Koordinator g. Modernisator
d.Motivator
Untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan seorang wirausaha perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.Jadilah seorang pemimpin bukan pengekor
b.Kembangkanlah gagasan baru
c.Berperan aktif dalam lingkungan masyarakat
d.Berusaha meningkatkan kemampuan dan meminimalkan kelemahan
e.Hargailah waktu dan kegiatan dengan efisien
f.Buatlah program kerja yang jelas
g.Selalu mengoreksi dan instropeksi diri terhadap tindakan yang salah
h.Berikanlah keyakinan kepada orang lain agar menaruh kepercayaan
i.Bersedia melakukan perubahan untuk perbaikan
j.Pertimbangkan saran, kritik dan masukan pihak sekolah
Pimpinan harus juga mengusahakan terdapatnya sinkronisasi antara tujuan organisasi sebagai totalitas serta tujuan pribadi dari para anggota organisasi. Karena tujuan-tujuan perorangan itu sesungguhnya dapat mempengaruhi sukses tidaknya pimpinan organisasi untuk melaksanakan peranannya selaku motivator.
Seperti telah banyak dikemukakan para ahli, bahwa inti dari seluruh teori motivating adalah motif-motif penggerakan manajer terhadap bawahan yang senada dengan motif-motif para bawahan untuk menggabungkan diri dengan organisasi atau lembaga yang bersangkutan. Motif para bawahan untuk menggabungkan diri dengan organisasi itu adalah motif pemuasan kebutuhan.
Dengan demikian jelaskan bahwa sebagai pimpinan di samping harus menjalankan fungsi dan perannya sebagai pemimpin, juga harus berusaha untuk senantiasa memuaskan kebutuhan para bawahannya, sebagai manifestasi dari kontraprestasi atau imbalan jasa yang telah dicurahkan kepada organisasi.
Profesor Abraham H. Maslow menggolongkan kebutuhan manusia ke dalam lima tingkat kebutuhan (five hierarchy of needs) yang meliputi :
a.Kebutuhan yang bersifat fisiologis (physiological needs)
Manifestasi dari kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal, yaitu :
1.Kebutuhan akan pangan
2.Kebutuhan akan sandang
3.Kebutuhan akan papan
b.Kebutuhan-kebutuhan keamanan (safety needs) yang meliputi :
1.Kebutuhan akan keamanan jiwa di tempat pekerjaan pada waktu jam kerja
2.Kebutuhan akan keamanan harta, di tempat pekerjaan pada waktu jam kerja
c.Kebutuhan sosial (social needs)
Kebutuhan ini dapat digolongkan menjadi empat kelas, yaitu :
1.Kebutuhan perasaan diterima oleh orang lain di mana ia hidup dan bekerja (sence of belonging)
2.Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap orang merasa dirinya penting (sence of importance)
3.Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak ingin gagal (sence of achievement)
4.Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sence of participation)
d.Kebutuhan akan harga diri atau prestise (esterm needs)
e.Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (sense of actualization)
Tentang keinginan manusia dalam organisasi, Drs. Pariata Westra, S.H. merumuskan menjadi :
a.Keinginan untuk merasakan adanya kepemimpinan yang baik.
b.Keinginan untuk selalu memperoleh keterangan-keterangan yang semestinya
c.Keinginan untuk dihormati hasrat dirinya sebagai manusia
d.Keinginan akan mendorong dan kesempatan untuk berkembang dan memperoleh kemajuan
e.Keinginan untuk tidak dicampuri atas urusan-urusan yang bersifat pribadi
f.Keinginan bermasyarakat dan saling menghormati satu sama lain
g.Keinginan untuk memperoleh jaminan akan keselamatan dan keamanan
h.Keinginan untuk dipenuhinya kondisi serta situasi kerja yang baik
i.Keinginan untuk mendapatkan kesempatan menyelesaikan pekerjaan yang berguna
j.Keinginan akan aktivitas yang jantan ksatria
k.Beberapa keinginan yang lain.
4.Sifat seorang pemimpin
Pemimpin atau manager adalah mereka (orang-orang) yang mendapat hasil melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Yang termasuk katagori ini adalah mulai dari pegawai di lapisan paling bawah, terus naik sampai direktur utama paling atas. Jadi, hasil yang dicapai adalah semata-mata lewat semua tenaga yang berada di antara mereka.
Kemampuan yang melebihi kemampuan orang lain dalam mengerjakan dan memperngaruhi orang lain dalam usaha kerja sama, tidaklah dapat berkembang secara otomotif atau dengan sendirinya, tanpa adanya sifat-sifat khas yang perlu dimiliki oleh seorang manajer/pemimpin.
Sifat-sifat khas itu juga merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi pemimpin yang baik. Beberapa kriteria yang dimaksud sebagai sifat-sifat khas bagi pemimpin itu menurut Drs. Soemardji Hartoyo, antara lain :
a.Memiliki moral yang tinggi (moralitas)
b.Memiliki pengetahuan yang luas dalam hal :
1)Bidang tugas pekerjaan, maksudnya seorang pemimpin harus mempunyai manajerial maupun technical skill yang memadai, sesuai dengan bidang, tingkatan dalam manajemen. Sehingga dengan bekal pengetahuan ini akan dapat membimbing, mengajar, dan mengarahkan orang-orang lain/anak buah ke arah terminal yang dituju.
2)Bidang kemanusiaan
Setiap hari menjalankan fungsi yang bersifat kontaktuil, yaitu hubungan dengan orang-orang. Dengan suatu tujuan tertentu ia berusaha membawa orang-orang itu ke suatu taraf, alam pikiran atau jurusan dengan penuh pengertian tentang keadaan atau kepentingan orang-orang yang bersangkutan. Untuk itu, seorang pemimpin harus menguasai hal-hal kemanusiaan seperti misalnya tentang kejiwaan, sifat-sifat, keinginan dan sebagainya.
c.Memiliki antusias atau daya kerja yang sangat tinggi, oleh karena itu seorang pemimpin harus :
1.Memiliki badan jiwa yang sehat
2.Mempunyai keuletan dan ketabahan
d.Memiliki sifat rasional dan objektif, yaitu berfikir, bersikap, dan bertindak menurut akal budi yang sehat, serta sesuai dengan kenyataan yang dihadapi.
e.Memiliki sifat adil, tehadap bawahan/orang lain ia tidak membedakan keturunan, daerah, suku, agama
dan sebagainya
f.Memiliki sifat sebagai pendidik
Dengan harapan ia agar mampu mentrasfer atau menyampaikan contoh-contoh ajaran yang baik kepada anak buah
g.Menguasai pengetahuan hubungan kemanusiaan (human relation)
h.Memiliki/kaya akan inisiatif dan prograsif
i.Berani dan cepat memecahkan persoalan serta mengambil keputusan.
Sifat-sifat seorang pemimpin yang diperlukan sebagai syarat kepemimpinannya menurut Ating Tedjasutisna adalah :
a.Penuh energi e. Kemampuan Teknis
b.Motivasi tinggi f. Ilmu pengetahuan
c.Kepandaian berkomunikasi g. Kemampuan untuk mengajar
d.Stabilitas emosional h. Kepandaian dalam bidang sosial
Beberapa sifat dan pimpinan yang baik adalah sebagai berikut :
a.Memiliki kematangan spiritual
b.Kematangan mental
c.Kematangan sosial
d.Kematangan emosi
e.Kematangan fisik
f.Kewibawaan
g.Keuletan dan kerajinan
h.Kejujuran
i.Kesanggupan untuk berkomunikasi
j.Memiliki ketrampilan teknis dalam bidang manajemen
k.Mempunyai keinginan untuk menjadi pemimpin
l.Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
5.Syarat-syarat pemimpin yang baik
Syarat-syarat seorang pemimpin menurut pendapat Ordway Tead adalah sebagai berikut :
a.Badan yang kuat dan penuh energi
b.Mempunyai selera memimpin
c.Antusiasme
d.Ramah tamah
e.Keteguhan iman
f.Keunggulan dalam teknik pekerjaan
g.Bertindak tegas atau mempunyai kesanggupan dalam mengambil keputusan yang tepat
h.Intelegensi yang tinggi
i.Kecakapan mengajar dan membimbing
j.Iman dan keyakinan yang kuat
Uji diri
1.Seorang pemimpin yang tidak membedakan asal keturuan, daerah, suku, agama dan sebagainya berarti ia mempunyai sifat ………………………….
2.Syarat seorang pemimpin menurut pendapat Ordway Tead antara lain memiliki kecakapan dalam ……………………………dan ……………………………..
3.Setiap hari seorang pemimpin menjalankan fungsi yang bersifat kontaktuil, artinya …
4.Sasaran moral mencakup dua dimensi, yaitu ………… dan …………
5.Inisiatif banyak ditentukan oleh faktor ……………………
6.Sebutkan tiga konsepsi timbulnya kepemimpinan menurut Ordway Tead!
7.Sebutkan beberapa sifat dari pemimpin yang baik!
8.Sebutkan tiga jenis kelebihan yang harus memiliki seorang pemimpin!
9.Bagaimana pendapat teori sosial tentang timbulnya kepemimpinan ?
10Apa sajalahh kualifikasi seorang pemimpin menurut Drs. Soemardji Hartoyo?

Kegiatan belajar ke-1 s.d. 5
• Kepemimpinan Berprinsip
Kepemimpinan yang berprinsip adalah suatu paradigma terobosan-terobosan cara berpikir yang baru, yang membantu menyelesaikan dilema-dilema klasik dalam kehidupan modern, yaitu :
1.Bagaimana memperoleh dan mempertahankan keseimbangan yang baik dan memperkuat antara kerja dan keluarga, ambisi pribadi dan profesional di tengah-tengah kritis dan tekanan yang terus menerus.
2.Bagaimana memilih kesederhanaan di tengah-tengah kompleksitas yang luar biasa.
3.Bagaimana mengantikan prasangka dengan suatu rasa hormat dan rasa menemukan sesuatu yang baru dalam usaha untuk meningkatkan belajar, pretasi, dan keunggulan seseorang.
4.Bagaimana mendorong keinginan untuk berubah dan memperbaiki tanpa menimbulkan lebih banyak keinginan daripada hasil
5.Bagaimana dapat menjadi anggota yang berguna dalam suatu kelompok yang saling melengkapi yang berdasarkan pada rasa hormat dan penghargaan pada keragaman dan sebagainya.
Kepemimpinan yang berprinsip terdapat empat jenjang, yaitu :
1.Pribadi (hubungan saya dengan saya sendiri)
2.Antarpribadi (hubungan dan interaksi saya dengan orang lain)
3.Manajerial (tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan bersama orang lain)
4.Organisasional (kebutuhan untuk mengorganisir orang, merekrut, melatih, menggaji, membentuk kelompok, menyelesaikan permasalahan dan menciptakan struktur, strategi, dan sistem yang selaras.
Dalam melaksanakan keempat jenjang tersebut berdasarkan pada prinsip-prinsip utama tertentu. Ada dua prinsip, yaitu :
1.Layak dipercaya pada jenjang pribadi
2.Kepercayaan pada jenjang antarpribadi
Ciri-ciri pemimpin yang berprinsip adalah bahwa mereka :
1.Terus belajar dari pengalaman 5. Hidup seimbang
2.Berorientasi pada pelayanan 6. Melihat hidup sebagai petualangan
3.Memancarkan energi positif 7. Sinergistik
4.Mempercayai orang lain 8. Berlatih untuk memperbaharui diri
•Tipe Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan dalam praktik ada enam macam, hal ini dikemukakan oleh Dr. george R. Terry, Ph.D., yaitu :
1.Kepemimpinan personal (personal leadership type), adalah kepemimpinan yang dilaksanakan secara bimbingan ataupun kontak pribadi. Di sini perintah-perintah dan dorongan-dorongan, serta petunjuk-petunjuk diberikan secara lisan pribadi oleh pemimpin.
2.Kepemimpinan nonpersonal (nonpersonal leadership type), adalah kepemimpinan yang dilaksanakan bukan secara pribadi. Di sini perintah-perintah, petunjuk-petunjuk, intruksi, sumpah, bimbingan dan pengawasan yang disampaikan kepada bawahan tidak langsung, tetapi melalui media-media tertentu ataupun melalui suatu hak jenjang organisasi tertentu
3.Kepemimpinan otoriter (authoritarian leadership type), adalah kepemimpinan yang didasarkan atas kekuasaan yang dipimpin oleh si pemimpin. Perintah hanya dari satu pihak saja, di sini berlaku pendapat bahwa kepemimpinan merupakan suatu hak dan otoritas yang dipunyai oleh seorang individu.
4.Kepemimpinan demokrasi (demicratic leadership type), adalah kepemimpinan yang didasarkan atas kepentingan kelompok dan berusaha memenuhihnya. Kepemimpinan tipe demokrasi ini sangat mendorong adanya spirit kerja sama yang baik antara pimpinan dengan bawahannya, serta antar orang-orang yang dipimpin itu sendiri.
5.Kepemimpinan kebapakan (paternalistic leadership type), adalah kepemimpinan yang ditandai oleh pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan antara pemimpin dan pengikutnya. Di sini tercermin bahwa si pemimpin memberikan perlindungan dan bimbingan terhadap bawahan seperti hubungan antara bapak dengan anaknya sendiri.
6.Kepemimpinan bakat (indegenous leadership type), adalah kepemimpinan yang timbul pada orang-orang dari kelompok organisasi sosial yang tidak resmi.
Menurut Dr. S.P. Siagian, M.P.A, sekarang ini terdapat berbagai tipe pemimpin dalam berbagai bentuk organisasi. Di dalam praktik tipe-tipe itu adalah :
1.Tipe pemimpin otokratis
a.Menganggap organisasi sebagai milikinya
b.Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.
c.Menganggap bawahan sebagai alat belaka
d.Tindakan penggerakannya mengandung unsur paksaan
e.Tujuan pribadi identik dengan tujuan organisasi
2.Tipe pemimpin militerisme
a.Menggerakkan bawahannya dengan cara memerintah
b.Sukar menerima kritikan dari bawahan
c.Senang kepada formalitas yang berlebihan
d.Tergantung pada jabatan/pangkat yang dimilikinya
e.Menuntut disiplin yang tinggi dan bersifat kaku
3.Tipe pemimpin paternalistis
a.Bersikap selalu melingdungi bawahannya
b.Tidak memberikan kesempatan kepada bawahannya
c.Sering bersifat maha mengetahui dalam segala masalah
d.Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif
e.Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk berkreasi
4.Tipe pemimpin karismatis
a.Menyelaraskan kepentingan organisasi dengan kepetingan bawahannya
b.Bersedia menerima saran, pendapat, kritik dan yang bersifat membangun
c.Meningkatkan kemampuan dan kreativitas semua orang
d.Mengutamakan kerja sama dalam setiap usaha
e.Menggerakkan bawahannya secara leluasa dan menganggap manusia itu makhluk yang paling mulia
5.Tipe pemimpin demokratis
a.Mengutamakan kerja sama dalam usaha mencapai tujuan
b.Menyatukan kepentingan bersama
c.Menerima saran, pendapat dan kritik dari bawahannya
d.Memberikan kebebasan kepada bawahannya
e.Mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
•Corak-corak Pemimpin
Menurut pendapat Hadi Poernomo, corak pemimpin pada dasarnya ditetapkan oleh watak pembawaan kejiwaan, yaitu :
1.Pemimpin keras
Yaitu pemimpin yang memiliki kesadaran diri untuk dapat memelihara kewibawaan dengan jalan bertindak keras dan tegas.
2.Pemimpin madya
Yaitu pemimpin yang memiliki watak dan tindakan yang dapat menyesuaikan dengan keadaan dan keperluan.
3.Pemimpin manda
Yaitu pemimpin yang memiliki pengetahuan dan kecakapan yang diperlukan dalam suatu pekerjaan.
Ada lima corak kepemimpinan yang masih banyak tertinggal dalam masyarakat Indonesia, yaitu :
1.Kepemimpinan corak feodal
Yaitu kepemimpinan yang berusaha untuk menyalurkan tindakan masyarkat ke arah mengagungkan beberapa kelompok dan golongan manusia.
2.Kepemimpinan corak penjajahan
Yaitu suatu corak kepemimpinan yang menyalurkan pikiran dan tindakan ke arah terjaminnya penjajahan di atas masyarakat
3.Kepemimpinan corak keagamaan
Yaitu suatu corak kepemimpinan yang memberikan dasar-dasar kepatuhan terhadap ajaran , pengertian dan keyakinan.
4.Kepemimpinan corak revolusi
Yaitu suatu corak kepemimpinan yang menonjolkan sifat-sifat kekuatan, kekerasan, keberanian dan kesanggupan untuk berkorban.
5.Kepemimpinan corak pseudo-demokrasi
Yaitu suatu corak kepemimpinan yang setelah selesai revolusi perebutan kekuasan dari pihak penjajah, mencari corak yang serasi dan selaras dengan kepribadian bangsa Indonesia.
• Cara Melaksanakan Kepemimpinan
Cara-cara melaksanakan kepemimpinan menurut pendapat Lippit, Walte dan Kurt Lewin sebagai berikut :
- Cara authoratic (kepemimpinan yang bersifat orokrat)
Yaitu cara memimpin di mana pemimpin cenderung menentukan sendiri tujuan yang hendak dicapai oleh kelompoknya dan cara-cara kerja yang harus dipatuhi oleh setiap pengikutnya.
- Cara participative or democratic (kepemimpinan yang bersifat partisipan dan demokrat)
Yaitu cara memimpin dimana pemimpin benar-benar menghargai hakikat kepada pengikut atau bawahannya
- Cara laissez-faire (kepemimpinan yang bersifat liberal atau bebas)
Yaitu cara memimpin dimana pemimpin memberikan kesempatan kepada pengikutnya untuk bekerja sebanyak mungkin, sedangkan ia bertindak secara pasif.
1. Aspek-aspek kepemimpinan
G.R. Terry mengemukakan beberapa aspek kepemimpinan sebagai berikut :
a. Seorang pemimpin senantiasa berada di depan dan membimbing pengikutnya ke arah tujuan yang telah ditetapkan.
b. Selalu membimbing dan mengembangkan orang yang dipimpinnya
c. Mengenal sifat dan kualitas pengikutnya masing-masing
d. Menempatkan seseorang dalam bidang tugas yang sesuai dengan kecakapan dan keahliannya.
e. Memiliki kemampuan untuk menstimulasi segenap potensi dari pengikutnya
f. Tujuan yang hendak dicapai hendaklah diterangkan dengan jelas dan tegas
g. Membeimbing, mengarahkan dan menggerakkan para pengikutnya untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin
h. Memajukan dan melayani pengikutnya dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
2. Tugas, fungsi, dan tanggung jawab pemimpin
Tugas pemimpin secara lebih terperinci adalah sebagai berikut :
a. Menyusun perencanaan
b. Menyusun organisasi
c. Menyatukan dan menyerasikan
d. Menggerakkan orang-orang bawahannya
e. Mengawasi dan menilai berbagai kemajuan dalam organisasi
f. Mengambil keputusan dalam organisasi
g. Memberikan wewenang kepada bawahannya
h. Mempertanggungjawabkan kepemimpinannya
i. Mendidik, membimbing, dan mengarahkan bawahannya
j. Memberikan informasi dan petunjuk
k. Melindungi, membela dan memelihara kesejahteraan anggotanya
l. Memelopori, memberi contoh, teladan yang baik
m. Memberikan bimbingan dan penyuluhan
n. Melerai setiap konflik yang terjadi pada bawahannya
Sedangkan menurut pendapat Prof. H. Arifin Abdurachaman, tugas seorang pemimpin itu di antaranya :
a. Mengantarkan e. Mendidik
b. Mengetuai f. Memberikan bimbingan dan penyuluhan
c. Memelopori g. Menggerakkan bawahan
d. Memberi petunjuk
Menurut Prof. Dr. Sarwono Prawiroharjo bahwa tugas-tugas seorang pemimpin itu adalah sebagai berikut :
a. Menerjemahkan (menyampaikan) dan merangsang serta memimpin pelaksanaan putusan-putusan yang diambil oleh pihak atasan.
b. Mengatur prosedur dan tata tertib pekerjaan dari mereka yang di bawahnya
c. Mengawasi kemajuan dalam pekerjaan di bawah pimpinannya
d. Mengatur koordinasi antara usaha-usaha di bawah pimpinannya
e. Mempercayakan (menyerahkan) beberapa wewenang dan tanggung jawab kepada bawahannya.
Adapun tugas utama pimpinan pengelolaan usaha adalah :
a. Memimpin organisasi perusahaan dan mengadakan komunikasi
b. Membuat perjanjian dan kontrak dagang dengan pihak ketiga
c. Melakukan kegiatan usaha, memotivasi, dan melaksanakan pengawasan
d. Menningkatkan keuntungan usaha dan meningkatkan volume penjualan
e. Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
f. Membuat keputusan dan sasaran dalam usaha
Fungsi utama seorang pemimpin menurut Davis Krech dan Richard S. Krutchfield adalah sebagai berikut :
a. Sebagai perencana
b. Sebagai pelaksana
c. Sebagai penyusun kebijaksanaan
d. Sebagai tenaga ahli
e. Sebagai wakil kelompok luar
f. Sebagai pengawas dan pengendali pertalian-pertalian di dalam kelompoknya
g. Sebagai pelaksana hukuman dan pujian
h. Sebagai pelerai atau pemisah bawahannya yang bersengketa / berselisih
i. Sebagai suri teladan bawahannya
j. Sebagai lambang suatu kelompok
k. Sebagai penanggung jawab
l. Sebagai tokoh bapak
m. Sebagai kambing hitam
n. Sebagai pencipta ideologi bagi kelompoknya
Tanggung jawab adalah keharusan untuk melaksanakan sesuatu dan pimpinan tetap berada pada orang yang menyerahkan atau yang mendelegasikan. Tanggung jawab pemimpin itu terdiri atas dua tahap, yaitu :
a. Kewajiban untuk menyelesaikan suatu tugas, sehingga tercapai hasil-hasil tertentu
b. Mempertanggungjawabkan kepada atasan atau kepada orang yang mendelegasikan wewenang mengenai hasil yang telah dicapainya.
Sehubungan dengan kepada siapa tanggung jawab itu harus disampaikan, maka secara umum tanggung jawab pemimpin adalah tanggung jawab :
a. Kepada Tuhan Yang Maha Esa c. Institusional
b. Sosial d. Revolusi
Tanggung jawab seorang pemimpin pengelolaan usaha dalam organisasi itu di antaranya :
a. Menyelenggarakan pelayanan sebaik-baiknya terhadap konsumen
b. Membuat perencanaan pengelolaan usaha
c. Melaksanakan tugas bidang usaha
d. Mengatur organisasi pengelolaan usaha
e. Mengarahkan dan mengawasi kegiatan usaha
f. Mengendalikan pelaksanaan organisasi pengelolaan usaha
g. Menggerakkan administrasi, keuangan, dan manajemen pengelolaan usaha
h. Membimbing para karyawan
i. Menyejahterakan para karyawan
j. Mewujudkan tujuan usaha dan mempertahankan kelangsungan hidup usaha.
3. Sikap Pimpinan
Ada beberapa sikap yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin kepada atasanya, sesamanya, bawahannya dan orang luar.
Sikap-sikap yang dimaksud adalah :
a. Sikap dengan atasannya
1) Jaga timing, atasan juga manusia biasa
2) Hargalah wewenang
3) Jangan melampaui atasan dalam hal-hal yang menyangkut perkembangan baru atau setiap hal yang membutuhkan keputusan
4) Lugas
5) Usahakan agar atasan selalu mendapat informasi
6) Tunjukkanlah kerja yang baik dan jujur
7) Jangan korbankan teman sejawat
8) Jangan mencomoohkan dan mengecam atasan di depan umum
9) Jangan suka mengambil muka
10) Jangan menolak apa yang menjadi tanggung jawab anda
b. Sikap dengan rekan setingkat
1) Tolong menolong/bekerja sama yang baik
2) Hindarkan ingin maju tanpa pandang cara, isi hati dan prasangka
3) Jangan bertengkar atau menggunakan bahasa yang tak pantas di muka bawahan
4) Jangan menjelekkan pribadi rekan
5) Jangan menahan keterangan penting apalagi dengan sengaja
6) Jangan membentuk atau memasuki suatu klik
c. Sikap dengan bawahan
1) Bekerja samalah dengan mereka
2) Jangan perasaan mereka
3) Bersedia menerima/menampung pengaduan atau keluhan mereka
4) Bersedia menghadapi oposisi mereka
5) Berikan teladan
6) Bijaksana dalam pengawasan
7) Jangan terlalu lugas
8) Jangan sampai berhutang budi kepada bawahan
9) Jangan berhubungan terlalu erat dengan bawahan
10) Jangan menjanjikan hal-hal yang kiranya tidak dapat ditepati
11) Hindarkanlah tindakan yang bersifat pilih kasih
12) Jangan suka membual
13) Jangan mempekerjakan saudara dalam bagian sendiri
14) Jangan terpengaruh oleh nafsu untuk melakukan sesuatu yang hebat
15) Jangan mengkhianati kepercayaan yang diberikan oleh bawahan
d. Sikap terhadap orang luar (masyarakat)
1) Berikan pelayanan sebaik-baiknya
2) Hindarkanlah birokrasi yang negatif
3) Kita yang melayani masyarkat bukan sebaliknya
4) Nasib saudara tidak tergantung pada atasan saja, tetapi juga pada masyarkat
5) Terima setiap pengaduan dengan rasa terima kasih
6) Penuhilah permintaan masyarakat sesuai dengan apa yang diinginkan mereka
7) Layani orang sakit, korban malapetaka dan sebagainya dengan ikut merasakan penderitaan mereka.
8) Jangan menyiarkan rahasia atau keterangan palsu kepada orang luar.
9) Jangan ikut menyebarkan kabar angin mengenai perusahaan
10) Jangan membicarakan masalah umum perusahaan atau instansi di luar jam kerja.
• Pengambilan Keputusan dalam Bidang Kepemimpinan
Keputusan adalah suatu proses memilih antara berbagai macam cara untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan. Agar lebih jelas di bawah ini diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan keputusan.
1. Macam-macam Keputusan
a. Menurut cara pengambilan keputusan
1) Keputusan spontan
Adalah keputusan yang dibuat serentak
2) Keputusan sistematis
Adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan yang matang
b. Menurut jenis keputusannya
1) Keputusan individu
Adalah keputusan yang diambil pimpinan yang merupakan perkembangan historis, sewaktu usaha perusahaan masih bersifat perusahaan perorangan (pribadi)
2) Keputusan kelompok
Adalah keputusan yang diambil kelompok, setelah kesempatan pihak yang akan merasakan akibatnya daripada kesempatan tersebut.
c. Menurut sifat keputusan
1) Keputusan yang bersifat rutin
2) Keputusan yang bersifat mekanis
3) Keputusan yang bersifat sukar
2. Faktor-faktor pengambilan keputusan
a. Faktor psikologis
Artinya dalam membuat keputusan perlu diperhatikan yang terasa maupun yang tidak terasa, emosi dan pikiran
b. Faktor sasaran
Artinya penetapan setiap putusan harus menolong ke arah usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan sasarannya
c. Faktor orang
Artinya membuat keputusan perlu dipertimbangkan orang yang akan merasakan akibat keputusan tersebut
d. Faktor fisik
Artinya membuat keputusan merupakan pekerjaan mental, hal tersebut harus ditransferkan ke arah tindakan fisik.
e. Faktor waktu
Artinya membuat keputusan yang efektif memerlukan waktu yang cukup untuk menganalisis data-data dan masalahnya
f. Faktor pelaksanaan
Artinya setiap keputusan akan menimbulkan suatu rangkaian tindakan.
3. Pertimbangan-pertimbangan dan tindakan membuat keputusan
a. Keputusan yang akan diambil harus dipertimbangkan masak-masak secara objektif. Hal-hal yang perlu dipertimbangankan di sini, antara lain :
1) Manfaatnya
2) Pelaksanaannya
3) Orang-orangnya
b. Tindakan-tindakan yang harus diperhatikan dalam membuat keputusan
1) Menilai data-data 3) Konsekuaensi pilihan
2) Memilih data-data 4) Tindakan pelaksanaan
4. Macam-macam keputusan berdasarkan bidang
Menurut bidangnya kita mengenal beberpa keputusan yang penting, diantaranya :
a. Keputusan mengenai produksi, meliputi:
- Volume output – Praktik pembelian
- Luas lokasi perusahaan – Jumlah inventaris
- Letak lokasi perusahaan – Rencana pembagian gaji/upah
- Susunan perusahaan – Penelitian teknik
- Metode produksi – Pentingnya inspeksi
b. Keputusan mengenai penjualan, meliputi :
- Penetapan dasar – Penetapan harga
- Lokasi kantor – Jenis dan luas reklame
- Pengepakan barang – Metode penjualan
- Penggunaan merk dagang – Penelitian pasar
- Saluran pemasaran
c. Keputusan mengenai permodalan, meliputi :
- Struktur sosial – Rencana permodalan
- Syarat-syarat kredit – Penetapan biaya eksploitasi
- Jumlah kerja – Prosedur kantor
- Usaha modal – Likuidasi
- Pembayaran dividen
d. Keputusan mengenai kepegawaian, meliputi :
- Sumber-sumber tenaga kerja – Absensi
- Teknik seleksi – Saran-saran
- Analisis pekerjaan dan evaluasi – Pensiun
- Luas/jenis-jenis latihan – Kesehatan dan keselamatan kerja
5. Teknik pengambil keputusan
a. Instuisi
Pembuatan keputusan berdasarkan pada intuisi adalah penggunaan perasaan orang yang membuat keputusan. Hal ini dipengaruhi oleh latihan-latihan serta pengalamannya. Adapun keuntungan dari keputusan ini, di antaranya :
- Keputusan dapat dibuat cepat
- Dipergunakan kemampuan membuat keputusan
- Memuaskan masalah yang sangat penting
b. Fakta
Fakta merupakan dasar yang paling penting untuk keputusan yang cukup menyakinkan, sehingga orang yang merasakan akibat dari keputusan ini tidak bisa membantahnya
c. Pengalaman
Di dalam membuat keputusan perlu diperhatikan kejadian-kejadian masa lalu, sebab berdasarkan pengalaman memberikan petunjuk bagi pembuat keputusan
d. Otoritas (authority)
Adalah wewenang/kekuasaan. Keputusan ini dibuat atas dasar otoritas pembuat keputusan. Keputusan yang dibuat atas otoritas dipedomi dan dipengaruhi oleh faktor :
- Undang-undang – Hak milik
- Peraturan-peraturan - Status
Kebaikannya : cepat diterima, otentik dan bersifat permanen
Keburukannya :
a. Terlampau rutin, akan menjurus kepada praktik diktator
b. Kemungkinan fakta-fakta yang ada kurang dievaluasi
6. Tingkat-tingkat pemikiran dalam pemecahan masalah
Ada lima tingkat pemikiran dalam memberikan pemecahan suatu masalah atau problem, yaitu :
a. Pemikiran secara induktif
Yaitu cara pemikiran dengan penguraian yang didasarkan atas tindakan membangun sebuah prinsip umum berdasarkan hal-hal khusus (dari khusus ke umum).
b. Pemikiran secara deduktif
Yaitu cara pemikiran dengan penguraian yang didasarkan dari kesimpulan umum diadakan uraian-uraian hingga memperoleh hal-hal yang khusus (dari umum ke khusus)
c. Pemikiran secara pemecahan masalah (problem solving)
Yaitu suatu cara pemikiran yang bersifat mengumpulkan fakta-fakta mengenai situasi tertentu, menetapkan problem yang dihadapi dan akhirnya diambil keputusan guna memecahkan masalah tersebut.
d. Pemikiran secara kausatif
Yaitu cara pemikiran yang membentuk kejadian dan hasil di masa yang akan datang, tanpa menunggu nasib menentukannya.
e. Pemikiran secara kreatif
Yaitu cara pemikiran dengan tindakan-tindakan yang melahirkan ide-ide baru bagi seorang individu bilamana ide-ide tersebut berguna baginya.
7. Tantangan terhadap ide-ide baru
Ide-ide baru tidak mudah diterima, malahan banyak ide baru itu pada mulanya ditentang dan ditolak. Dalam mengemukakan ide-ide baru selalu mendapat tantangan, disebabkan karena hal-hal sebagai berikut :
a. Sudah merasa puas dengan keadaan yang telah ada
b. Pihak yang diberi ide baru masih konservatif, ortodok, dan kolot
c. Takut dirugikan karena vasted interest
d. Pembawa ide baru takut resiko dan tidak tepat timing
e. Sikap acuh tak acuh dari yang seharusnya menerima ide baru
Kemampuan untuk berfikir kreatif dan menciptakan ide-ide baru merupakan pembawaan setiap orang, semua orang pada tingkat-tingkat harus memiliki hal-hal sebagai berikut :
a. Pengetahuan harus luas d. Semangat kerja yang tinggi
b. Pengalaman yang cukup e. Dapat memusatkan pikiran/konsentrasi
c. Kemauan yang keras

Uji diri
1. Tugas seorang pemimpin adalah memelopori, artinya …………………..
2. Tanggung jawab institusional adalah tanggung jawab pimpinan kepada ……………..
3. Tanggung jawab itu tidak dapat dilepasakan dari ………………..dan …………….
4. Usaha untuk memilih sesuatu tindakan yang telah ditentukan oleh salah satu pilihan disebut ……………….
5. Keputusan rutin, mekanis dan sukar merupakan macam-macam keputusan menurut ….
6. Sebutkan ciri-ciri pemimpin yang berprinsip!
7. Apakah tugas utama pemimpin pengelola usaha?
8. Apa yang dimaksud dengan keputusan individu?
9. Apa yang dimaksud tanggung jawab sosial?
10. Sebutkan lima contoh keputusan di bidang produksi!

Kegiatan Belajar Ke-10 s.d. 13
• Mengelola Konflik
1. Pengertian Konflik
Konflik adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang bersifat negatif. Dalam situasi konflik, peranan emosi, dan temperamen lebih dominan daripada pertimbangan akal sehat. Faktor-faktor penyebab timbulnya konflik adalah sebagai berikut :
a. Adanya benturan kepentingan dari berbagai pihak
b. Terjadinya perubahan sosial yang terlalu cepat, warganya belum siap.
c. Timbulnya rasa benci dan dendam terhadap rivalnya
d. Adanya pemaksaan dari yang kuat terhadap pihak yang lemah
e. Timbulnya keberingasan yang sulit dikendalikan
f. Meletusnya revolusi politik yang menjurus pada perebutan kekuasaan
Ciri-ciri konflik adalah sebagai berikut :
a. Terjadinya perebutan sesuatu dengan kekerasan
b. Terjadinya interaksi sosial yang tidak harmonis dan saling curiga
c. Timbul rasa benci, antipai, dan dendam satu sama lain
d. Timbul usaha-usaha saling menjatuhkan (perang urat saraf)
e. Usaha melerai lewat cara-cara damai telah gagal
f. Akhirnya terjadi benturan fisik, kerusuhan sosial dan perang
Konflik bisa diawali oleh adanya persaingan yang sangat kejam, tetapi ciri-ciri persaingan berbeda dengan konflik.
Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
Ciri-ciri persaingan adalah sebagai berikut :
a. Ada sejumlah orang/kelompok yang sama –sama menginginkan sesuatu yang jumlahnya terbatas.
b. Masing-masing orang/kelompok berusaha keras untuk memperoleh sesuatu yang diinginginkan tadi secara sportif
c. Dalam bersaing tidak terjadi benturan fisik dan usaha saling menjatuhkan
d. Persaingan bisa terjadi hampir di semua segi kehidupan (ekonomi, politik, sosial budaya, suku/ras, pendidikan dan sebagainya)
Persaingan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut :
a. Untuk menyalurkan keinginan yang kompetitif
b. Sebagai alat untuk menyeleksi prestasi yang tinggi
c. Dapat membantu usaha-usaha pemilihan sesuatu yang sesuai dengan keinginan publik (misalnya pemimpin)
d. Dapat mendorong seseorang untuk belajar, bekerja dan berjuang lebih keras lagi
Ruang lingkup persaingan:
a. Bidang sosial ekomoni
b. Bidang sosial budaya
c. Bidang sosial politik
d. Bidang keagamaan
Hasil akhir dari suatu persaingan berhasil bila :
a. Terjadinya perubahan sikap dan kepribadian yang makin mantap
b. Timbulnya daya juang yang dinamis dan progresif
c. Timbulnya rasa percaya diri
d. Makin kokohnya solidaritas dan kebanggaan kelompok.
Kontra versi adalah bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang terhadap perorangan, kelompok atau unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapai tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
Proses kontravensi mencakup lima subproses :
a. Proses yang umum dari kontravensi seperti penolakan, keengganan, gangguan terhadap politik lain, dan sebagainya
b. Kontravensi sederhana seperti memaki-maki, mencerca, memfitnah dan lain-lain
c. Kontravensi yang insentif seperti penghasutan, penyebaran desas-desus, mengecewakan pihak lain dan sebagainya
d. Kontravensi yang bersifat rahasia seperti berkhianat dan sebagainya
e. Kontravensi yang bersifat taktis atau membingungkan lawan dan sebagainya
Tipe-tipe kontravensi :
a. Kontravensi yang menyangkut generasi
b. Kontravensi yang menyangkut perbedaan jenis kelamin
c. Kontravensi parlementer
2. Macam-macam konflik
a. Konflik pribadi (indivisual), skalanya kecil dan insidental (tidak lama)
b. Konflik antar suku/ras, antar kampung, antargolongan. Skalanya lebih besar, melibatkan banyak orang, waktunya lama dan kerugiannya besar.
c. Konflik antar kelas sosial, yaitu antara kaum buruh dengan pengusaha, antara kelompok bawah (miskin) dengan kelompok atas.
d. Konflik politik, yaitu konflik antar partai politik karena terjadi benturan ideologi, asas dan cita-cita politik yang tidak bisa dikompromi.
e. Konflik internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena benturan kepentingan atau ekspansi ke wilayah negara lain.
3. Akiat konflik
a. Bertambah kuatnya solidaritas in group, jika konfliknya dengan kelompok lain
b. Terjadinya disintegrasi (perpecahan)
c. Berubahnya kepribadian seseorang/kelompok tertentu (bagi yang kalah perang)
d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
e. Terjadinya akomodasi, dominasi atau takluknya pihak tertentu
4. Upaya mengatasi konflik dan mewujudkan keteraturan sosial
Konflik dapat diredam/dikurangi/diatasi dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Kompromi, yaitu kedua belah pihak yang bertikai saling mengalah, menerima kebijakan tertentu atas dasar suka sama suka
b. Toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak
c. Konversi, yaitu salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain
d. Coercion, yaitu penyelesaian suatu konflik melalui suatu proses secara dipaksakan
e. Mediasi, yaitu penyelesaian suatu konflik dengan mengundang pihak ketiga yang netral yang berfungsi sebagai fasilitator/mediator
f. Arbitrasi, yaitu penyelesaian suatu konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertikai, yang secara aktif mengupayakan perdamaian
g. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai dalam suatu perundingan agar diperoleh suatu persetujuan bersama
h. Ajudikasi, yaitu penyelesaian perkara atau pangkal pertentanga di pengadilan
i. Segredasi, yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dari pihak-pihak yang berikai dalam rangka menghilangkan konflik
j. Genjatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan dalam jangka waktu tertentu sambil mengupayakan diselenggarakan upaya-upaya penyelesaian konflik diantara pihak yang bertikai
5. Upaya mewujudkan keteraturan sosial
Untuk keteraturan masyarakat bisa ditempuh dengan berbagai cara (persuasif, prevesif, coercive, represif)
a. Membuat sistem norma, perundang-undangan, hukum yang baik disertai sanksi yang tegas
b. Mensosialisasikan norma/perundang-undangan/hukum keseluruh warga masyarakat
c. Mengadakan ceramah-ceramah keagamaan dengan tema sosial, kesehatan. Sasaran utamanya adalah generasi muda
d. Memberian contoh sikap, perilaku yang baik, sopan sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku
e. Melakukan pengawasan dan pengendalian sosial secara terus menerus.
f. Melakukan tindakan pemaksaan (coercive) dan hukuman kepada orang yang melakukan pelanggaran hukum dan terbukti bersalah
g. Jika di masyarakat terjadi ketidakteraturan atau pertikaian, maka pejabat setempat, aparat keamanan dan tokoh masyarakat harus cepat betindak menyelesaikan secara adil dan tuntas
h. Para pemimpin dan pemuka masyarakat harus mengajak dan membiasakan warganya untuk hidup rukun dan toleransi serta menaati peraturan yang berlaku (persuasif)
i. Untuk menstimulasi masyarakat agar terbiasa hidup bersih, tertib dan teratur , maka perlu diadakan lomba kebersihan/keteraturan/ketertiban lingkungan secara periodik dengan hadiah yang cukup besar.


Uji Diri
1. Bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik adalah ………
2. konflik bisa diawali oleh adanya ……………
3. Dalam situasi konflik, peranan emosi dan tempramen lebih dominan daripada ………
4. intimidasi dan provokasi termasuk kontraversi yang bersifat …………..
5. Penyebab konflik bisa berasal dari pribadi karena …………… dan ………….
6. Apakah yang dimaksud dengan persaingan?
7. Sebutkan ciri-ciri persaiangan!
8. Apakah fungsi persaingan? Sebutkan dengan rinci!
9. Apakah yang dimaksud dengan kontravensi?
10. Sebutkan bentuk contoh kontravensi intensif!

Mengembangkan Visi dan Misi Usaha
1. Visi Perusahaan
Visi dapat diartikan sebagai berikut :
a. Daya lihat dan pengelihatan
b. Pandangan terhadap suatu masalah
c. Khayalan atau bayangan yang terlihat dalam mimpi atau dalam angan-angan
d. Kemampuan untuk melihat pada inti persoalan
e. Orientasi masa depan
f. Pandangan atau wawasan ke depan
Seorang wirausaha harus mempunyai perspektif, mempunyai visi ke depan, apa yang hendak dilakukan dan apa yang ingin dicapai. Sebab usaha tidak didirikan untuk sementara tetapi untuk selamanya. Oleh sebab itu, faktor kontinuitas harus dijaga dan harus ditunjukan ke depan. Untuk menghadapi pandangan jauh kedepan, seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan strategi yang matang agar langkah yang akan dilaksanakan jelas.
2. Visi masa depan
Visi pada hakekatnya merupakan pencerminan kotmitmen, kompetensi dan konsistensi. Sebuah visi memperlihatkan sebuah pandangan masa depan yang realistis, menarik, dapat dipercaya bagi organisasi, suatu keadaan yang lebih baik dalam arti tertentu daripada keadaan sekarang.
Sebuah visi adalah suatu sasaran yang memberi isyarat. Ketika John F. Kennedy menetapkan tujuan untuk mendaratkan orang di bulan pada tahun 1970, ia memusatkan perhatian pada prestasi yang berharga dan yang dapat dicapai. Dengan sebuah visi, pemimpin menyediakan sebuah jembatan yang penting dari masa sekarang ke masa depan organisasi.
Sebuah organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu dalam sebuah usaha bersama. Individu bergabung dengan perkumpulan itu dengan harapan mendapat imbalan atas partisipasinya. Sebagaimana oleh pertimbangan psikologisial status, harga diri, prestasi, eksistensi yang berarti. Sebagaiman individu dari usahanya mendapatkan tempat yang tepat dalam masyarakat. Imbalan organisasi juga mungkin ekonomis (keuntungan, pertumbuhan, akses ke berbagai sumber daya) dan atau psikolososial (prestise, keabsahan, kekuasaan, dan pengakuan).
Maka, disatu pihak organisasi berusaha untuk memaksimalkan imbalannya dari posisinya dalam lingkungan luar, dan di pihak lain individu dalam organisasi berusaha memaksimalkan imbalannya dari artisipasinya dalam organisasi. Jika organisasi memiliki suatu tujuan, arah dan masa depan yang jelas dan diinginkan, dan jika gambaran sudah dimiliki bersama, individu-individu tentu akan menemukan peranannya baik dalam organisasi datau dalam masyarakat di mana mereka menjadi anggota. Mereka merasa penting apabila mereka diubah dari robot yang mematuhi perintah secara buta menjadi makhluk hidup dalam suatu keadaan spekualatif yang kreatif dan mempunyai maksud tertentu. Jika para individu merasa bahwa mereka dapat berbuat sesuatu yang berharga dan dapat memperbaiki masyarakat melalui partisipasinya dalam organisasi, hampir dapat dipastikan bahwa mereka membawa kekuatan dan antusiasme pada pekerjaan mereka dan bahwa hasil pekerjaan mereka saling memperkuat. Dengan keadaan seperti ini, energi manusiawi organisasi mencapai tujuan bersama dan sebuah prasayarat untuk sukses telah dipenuhi. Energi tersebut berbentuk antusiasme, komitmen, kebanggaan, kemauan untuk bekerja keras yang lebih dari pada yang seharusnya.
Visi bersama mengenai masa yang akan datang juga mengusulkan ukuran keefektifan bagi organisasi dan semua bagiannya. Ia menolong orang membedakan apa yang baik dan apa yang buruk bagi organisasi dan apakah hal tersebut bermanfaat. Paling penting, ia membuka kemungkinan untuk mendistribusikan pengambilan keputusan secara luas. Oleh karena itu, perilaku individu dapat dibentuk, diarahkan, dikoordinasi dengan cara memperkuat visi mengenai masa depan yang dimiliki bersama. Dengan memusatkan perhatian pada suatu visi, pemimpin mengoperasikan sumberdaya emosional dan spiritual organisasi, mengoperasikan nilai, komitmen, dan aspirasinya. Para pemimpin besar seringkali mengispirasikan pengikutnya untuk mencapai hasil yang lebih tinggi dengan menunjukkan kepada mereka bagaimanakah pekerjaan mereka memberi sumbangan yang bermanfaat. Beberapa kebutuhan besar manusia merupakan keinginan emosional, kebutuhan untuk menjadi penting, untuk membuat perbedaan, untuk merasa berguna, untuk menjadi bagian dari perusahaan yang sukses dan bergengsi.
Dengan segala keuntungan ini tentunya orang akan berfikir bahwa organisasi akan berusaha benar-benar untuk mengembangkan gambaran yang jelas tentang masa depan yang diinginkan, tapi tampaknya tidak selalu begitu. Sebaliknya, visi dari banyak organisasi tidak terfokus dan tidak memiliki keterpaduan. Tidak terfokusnya visi disebabkan oleh banyak hal, antara lain :
- Dalam beberapa dekade belakangan ini telah timbul berbagai interprestasi yang baru yang baru dan penting tentang peranan keluarga, kualitas kehidupan, etika bekerja, tanggung jawab sosial dan bisnis, hak dari minoritas, dan nilai-nilai lainnya serta lembaga-lembaga yang dulunya diperkirakan akan abadi dan permanen.
- Telekomunikasi dan transportasi yang serba cepat menyebabkan produk, gagasan, pekerjaan, dan sumber alam menjadi semakin tergantung pada satu sama lain
- Pembaharuan yang cepat telah melahirkan spesialisasi para ahli dan berbagai masalah berat dalam mengkoordinasikan para kekerja teknis.
- Kemauan untuk bereksperimen dengan bermacam bentuk dan norma sosial yang baru telah memecah masyarakat ke dalam beraneka ragam gaya hidup, masing-masing dengan preferensi-preferensinya sendiri.
- Para pekerja mencari dan menerima suara yang lebih besar dalam pengambilan keputusan, yang dulunya merupakan wilayah ekslusif dari manajemen.
Cara sejarawan menulis mengenai pemimpin besar cenderung memberi kesan seakan-akan mereka memiliki kejeniusantransendental, seakan-akan mereka mempunyai visi dan pengertian akan tujuan hidup dari dalam sumber batin yang misterius. Pemimpin mungkin telah memilih visinya dari berbagai visi yang bersedia pada saat itu, dan memusatkan perhatian pada visi yang telah dipilihnya itu, memberinya bentuk dan ligitimasi. Seorang pemimpin haruslah seorang pendengar yang hebat, terutama kepada mereka yang menganjurkan berbagai gambaran baru atau berbeda-beda tentang kenyataan yang sedang timbul. Hampir semua pemimpin menghabiskan banyak banyak waktu mereka untuk berinteraksi dengan penasehat, konsultan, pemimpin lain, ahli perencana, dan ermacam-macam orang dari dalam maupun luar organisasi mereka sendiri dalam usaha mencari visi ini.
Tugas memadukan arah yang tepat bagi organisasi dirumitkan banyaknya dimensi dan visi yang mungkin diperlukan. Pemimpin memerlukan :
a. Pandangan ke depan, supaya dapat menilai bagaimana kesesuaian visi itu dengan gerak perkembangan lingkungan organisasi.
b. Pandangan ke belakang, supaya visi itu tidak menyalahi tradisi dan kebudayaan organisasi
c. Pandangan dunia sebagai kerangka untuk menginterprestasikan dampak dari berbagai perkembangan dan kecenderungan baru yang mungkin timbul.
d. Persepsi mendalam, supaya gambaran keseluruhan dapat terlihat secara rinci dan dalam perspektif yang tepat
e. Visi sekeliling, supaya tanggapan yang mungkin datang dari para saingan atau petaruh lain terhadap arah baru itu dapat dipahami.
f. Proses revisi, agar semua visi terdahulu yang sudah dipadukan ditinjau terus menerus sejalan dengan berubahnya lingkungan.
Pemimpin dapat menghasilkan pandangan-pandangan baru mengenai mas depan dan mungkin merupakan seorang jenius dalam memadukan dan menjelaskan pandangan-pandangan itu, tetap hal ini baru akan efektif bila pandangannya itu telah berhasil dikomunikasikan ke seluruh organisasi dan secara efektif melembaga sebagai prinsip penuntun. Kuat tidaknya pemimpin tergantung mampu tidaknya dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya.
Sebuah visi tentang masa depan tidak hanya ditawarkan oleh sang pemimpin sekali saja agar diterima selamanya untuk kemudian dibiarkan menghilang, namun harus diulang-ulang. Visi harus dijelmakan dalam kebudayaan organisasi dan diperkuat melalui proses pengambilan strategi dan keputusan. Visi harus dielvaluasi secara terus menerus untuk diketahui perlu tidaknya perubahan akibat adanya keadaan baru.
Pemimpin boleh jadi adalah seseorang yang menjelaskan visi itu dan memberinya keabsahan, yang mengekspresikan visi itu dalam retorika yang memikatdan membakat imajinasi serta emosi pengikutnya, dan yang melalui keputusan yang mampu menggerakkan pekerjaan. Namun jika ingin agar organisasi sukses, visi itu harus tumbuh dari kebutuhan-kebutuhan seluruh organisasi yang bersangkutan dan diakui atau dimiliki oleh semua. Singkatnya, visi harus menjadi bagian suatu arsitektur sosial baru dalam organisasi.
Seorang pemimpin harus dapat :
a. Menciptakan sebuah visi baru yang bersifat mendorong dan mampu membawa tenaga kerja ke suatu tempat yang baru
b. Mengembangkan komitmen bagi visi yang baru
c. Melembagakan visi baru itu
Visi perusahaan mengandung dua aspek wawasan penting yaitu :
a. Subjek-subjek pelaku ekonomi yang ternyata mau tak mau niscaya berada dalam sebuah ruangan kehidupan yang sama, perlu mengapresiasikan kerjasama dengan pelaku bisnis lainnya
b. Setiap subjek sebagai pelaku ekonomi di tengah dunia usaha perlu mengapresiasikan keunikan subjek atau pelaku ekonomi lainnya. Subjek-subjek berada di tengah dunia usaha dalam rangkuman keunikan masing-masing yang menggerakkan perbuatan strategi pemasaran produk yang ditawarkan, sudut pandang, orientasi usaha, dan sebagainya.
Visi perusahaan harus memiliki daya saing strategis dengan :
a. Menggunakan keunggulan penanganan manajemen perusahaan yang efektif
b. Memanfaatkan setiap peluang usaha
c. Mengendalikan persediaan
d. Kegiatan usaha lebih efektif
e. Menerima umpan balik pelanggan dengan cara memantau kepuasan pelanggan
f. Memiliki akses ke pasar nasional dan internasional
g. Mampu bertahan dari gempuran dan ketatnya persaingan industri berskala besar dan internasional
h. Memberikan respon secara tepat terhadap berubahnya pola industri dan persyaratan pemasaran
i. Berpenampilan menarik
j. Berkualitas
k. Bisa diproduksi secara cepat dan efisien
l. Mampu menanggulangi masalah pengangguran
m. Memperoleh profit semaksimal mungkin untuk kesejahteran karyawan dan kelangsungan hidup perusahaan
Visi diartikan sebagai jangkauan pemikiran, menembus batas waktu pemikiran menjangkau masa datang 20-30 tahun kedepan. Visi akan mengerahkan wirausahawan untuk secara proaktif mengantisipasi masa datang. Melalui visi yang dipunyai, wirausahawan mengubah dan memperbaiki bisnisnya secara gradual dan radikal. Dengan visi tersebut, bisa saja wirausahawan mencanangkan :
a. Penduduk yang menghargai waktu diantisipasi dengan membuka rumah makan fast food, wartel (komukasi singkat, tidak usah mengjungi lawan komunikasi), usaha taksi, dan lain-lain.
b. Individualis diantisipasi dengan membuka agen walkman, alat dan sarana permainan dan lain-lain.
c. Kebutuhan informasi diantisipasi dengan mendirikan bursa tenaga kerja menjadi provider internet, mendirikan penerbitan pers, dan lain-lain.
Visi juga berarti kemampuan membayangkan masa yang akan datang. Bukan secara gaib atauun ramalan, namun memang bersifat imajinatif. George Barna mengatakan “visi adalah gambaran di dalam mata batin anda mengenai bagaimana nantinya suatu hal akan atau bakal terjadi”.
Wirausahawan yang memiliki visi akan merasa bahwa dunia seakan-akan terbuka lebar di hadapannya. Wirausahawan yang punya visi tidak ada kaitannya dengan jabatan atau pangkat orang itu. Ia bisa saja berasal dari kalangan sopir truk, bankir, rektor, juru tulis bahkan petani.
Katherine Logan mengatakan, “ suatu visi bisa memberitahu kepada kita apa yang bisa menjadi milik kita.” Dengan kata lain, visi dapat mengajak kita melakukan sesuatu. Melalui sikap mental yang sehat, kita bisa meraih setiap keinginan dan impian yang ingin diwujudkan. Tentu saja dengan mengerahkan segenap potensi yang kita miliki, menuju hasil yang lebih besar, lebih baik dan lebih memuaskan. Visi memberi kita keuntungan besar dan membuka lebar pintu peluang. Visi juga akan meningkatkan kemampuan seseorang. Makin luas visinya, makin besar potensi yang berkembang di dalam dirinya.
Visi yang luas tidak dipengaruhi oleh faktor keturunan. Dengan demikian, anda tidak harus terlahir dengan kemampuan untuk melihat berbagai peluang dan kemampuan untk menvisualisasikan masa depan yang baik. Visi adalah suatu hal yang dapat dibentuk dan dipupuk dan bisa dikembangkan.
3. Misi perusahaan
Misi perusahaan pada umumnya meliputi :
a. Tugas untuk memelihara citra perusahaan melalui hubungan masyarakat yang baik
b. Tugas untuk memlihara etika perusahaan yang berhubungan dengan kaidah-kaidah dan nilai-nilai baik dan buruk dalam transaksi niaga.
Misi perusahaan pada dasarnya merupakan strategi untuk mencapai visi perusahaan. Dengan demikian, misi perusahaan antara lain sebagai berikut :
a. Menjadikan perusahaan mampu memperoleh profit secara maksimal demi kelangsungan perusahaan dan kesejahteraan karyawannya.
b. Mampu memproduksi barang-barang yang variatif yang sesuai dengan kemajuan teknologi dan permintaan pasar
c. Menerapkan kegiatan-kegiatan perusahaan dan turut membantu kelesatarian lingkungan hidup demi kelangsungan hidup perusahaan sendiri
d. Menghargai hak-hak pekerja untuk berorganisasi memperjuangkan hak-hak mereka
e. Memberikan jalan keluar bagi kelangkaan prasarana menopang industri berskala besar
f. Mampu menjadikan perusahaan sebagai usaha untuk menanggulangi masalah pengangguran
g. Menjadikan perusahaan mampu berusaha dari gempuran dan ketatnya persaingan dengan industri berskla besar
h. Menerapkan manajemen perusahaan yang efektif serta mekanisme yang lebih efisien
i. Membuat perusahaan melakukan persaingan dengan integritas tinggi dengan cara menghormati nilai-nilai yang berlaku
j. Mampu menawarkan produk yang bervariasi dengan harga saing dan memenuhi selera konsumen, berpenampilan menarik, berkualitas, dan dapat diproduksi secara cepat dan efisien
k. Menjadikan perusahaan mampu mendorong lahirnya ide-ide baru yang lahir dari kreativitas penyatuan perusahaan dengan melakukan inovasi sehingga produk yang ditawarkan cukup kompetitif.
l. Menerapkan strategi yang bisa melakukan terobosan untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia melalui pemambahan kemampuan wawasan dan informasi melalui berbagai pelatihan jangka pendek atau media penerangan
m. Mampu mengembangkan pemahaman yang jelas tentang berbagai arus informasi yang dikelola dengan baik sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan pemasaran
n. Mampu membuka jalan bagi terbangunnya loyalitas konsumen kepada produk yang dipasarkan perusahaan
o. Mampu menerapkan berbagai strategi yang merupakan sejumlah tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi untuk mendayagunakan kompetensi ini serta memperoleh keunggulan bersaing
p. Membuat perusahaan mampu menyediakan barang atau jasa dengan karakteristik yang dapat diterima pelanggan pada harga bersaing yang serendah mungkin atau menyediakan produk yang diyakini konsumen seagai suatu yang unik serta berpartisipasi dengan cara yang sehat dan tepat.
q. Mampu mencapai daya saing strategis perusahaan dengan cara menerapkan stratgei keunggulan biaya, menawarkan produk dengan fungsi dapat diterima konsumen pada harga yang tertap bersaing.
4. Tujuan dan kunci keberhasilan usaha
Mengingat begitu luasnya ruang gerak dan jenis usaha, wirausahawan harus dapat menentukan tujuan kegiatan usaha yang dilakukannya sehingga menentukan keberhasilan usaha yang ditekuninya. Pada dasarnya, kegiatan semua bidang usaha bertujuan mendapatkan laba.
Rosaberth M. Manter (Harvard Business Review) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang membedakan antara usaha wirausaha yang berhasil dan yang biasa-biasa saja. Menurutnya, ada sembilan indikasi usaha yang berhasil, yaitu : founders, focused, fast, flexible, forever novating, flat, frugal, friendly dan fun (sembilan “F”)
a. Founders (pendiri)
Setiap usaha baru, haruslah mempunyai wirausahawan tangguh, yaitu wirausahawan yang mampu berinovasi dan cemerlang memasarkan produk perusahaan serta mempunyaiperilaku yang konstruktif
b. Focused (pemusatan)
Merupakan usaha yang menekuni core-competence (kemampuan inti), menekuni keunggulan bersaing di segmen pasar. Perusahaan wirausaha memusatkan perhatian pada pasar yang khusus.
c. Fast ( cepat)
Seorang wirausaha harus mempunyai kecepatan dan ketepatan dalam mengambil keputusan dan bertindak
d. Flexible (mudah menyesuaikan)
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh wirausahawan hendaknya terbuka terhadap perubahan, baik perubahan internal maupun eksternal.
e. Forever novating (berinovasi terus)
Keunggulan seorang wirausaha dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengimitasi dan berinovasi
f. Flat (datar)
Organisasi wirausaha memiliki sedikit mungkin lapisan manajemen
g. Frugal (hemat)
Dengan menjaga overhead rendah dan produktivitas tinggi, organisasi wirausaha menjaga biaya serendah mungkin
h. Friendly (bersahabat)
Perusahaan bersahabat dengan para pelanggan, pemasok, dan karyawan
i. Fun (gembira)
Bergabung dengan perusahaan merupakan kegembiraan
Selain sembilan “F” tersebut, ada juga sepuluh “D” indikasi usaha yang berhasil, yaitu :
a. Dream (mimpi)
Wirausaha memiliki visi atas masa depan dan kemampuan mengimplementasikan mimpi mereka.
b. Decidivenes
Wirausaha tidak pernah menangguhkan waktu dan mereka membuat keputusan dengan cepat
c. Doers (pelaku)
Wirausaha melakukan suatu jenis tindakan secepat mungkin
d. Determination (ketetapan hati)
Wirausaha mengimplementasikan usaha dengan komitmen total dan tidak mudah menyerah saat menjumpai kesulitan yang tampaknya tidak mungkin diatasi
e. Dedication (kesetiaan)
Wirausaha berdedikasi total terhadap bisnisnya, kadangkala mengorbankan hubunga dengan kawan atau keluarganya serta tidak mengenal lelah
f. Devotion (kesetiaan)
Wirausaha mencintai apa yang dikerjakannya. Dengan rasa cinta inilah mereka tetap bertahan ketika usaha mereka menghadapi kesulitan
g. Detail (terperinci)
Tetap berdiam di dalam rincian. Tidak ada yang lebih tepat menggambarkan daripada saat memulai dan meningkatka bisnis
h. Destiny (nasib)
Wirausaha ingin bertanggungjawab atas nasib mereka daripada bergantung kepada seorang atasan
i. Dollars (uang)
Menjadi kaya bukanlah motovator utama bagi wirausahawan. Uang lebih berarti sebagai ukuran kesuksesannya. Mereka menganggap, jika mereka sukses akan diberikan penghargaan
j. Destribute (distribusi)
Wirausaha mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan bisnisnya.
Langkah pokok yang sistematis dalam proses perencanaan menurut B.N. Marbun sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan atau bidang usaha yang akan dijalankan
b. Mengumpulkan fakta, data dan informasi mengenai situasi, dan kondisi diri dan perusahaan
c. Mengadakan pembahasan atau analisis mengenai fakta, data dan informasi
d. Merumuskan sasaran tegas, tepat dan bertanggung jawab
e. Merumuskan berbagai macam alernatif dan memilih alternatif yang terbaik
f. Merumuskan rencana strategis
Hal-hal lain yang perlu dicermati oleh wirausahawan dalam menentukan tujuan dan keberhasilan usaha yang dikemukakan oleh Geoffrey G. Meredith adalah sebagai berikut :
a. Berjiwa wirausaha
b. Kepemimpinan
c. Mengambil resiko
d. Mengambil keputusan
e. Perencanaan bisnis
f. Penggunaan waktu secara efektif
g. Rencana tindakan keuangan
h. Pengembangan sikapperhitungan keuangan terhadap sumber daya
i. Pengukuran dan mengendalikan strategi serta hasil keuangan
j. Sukses dibidang keuangan melalui orang
k. Perangkat untuk pengendalian keputusan sistem informasi
l. Perolehan sumber-sumber daya yang langka
m. Penilaian peluang pasar
n. Pemasaran barang atau jasa
o. Penggunaan sumber daya luar
p. Berhubungan dengan badan-badan pemerintah
5. Pengendalian alnalisis SWOT
Dalam merintis usaha yang akan dilakukan oleh seorang wiraushaa dapat berdasarkan analisis SWOT. SWOT singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opprtunies (kesempatan) dan Threaties (ancaman) yang dimiliki oleh seorang wirausahawan dalam menjalankan kegiatan usaha.
a. Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor yang dapat dikatagorikan ke dalam “kekuatan” antara lain adalah :
1) Modal yang relatif cukup besar
2) Manajemen/wirausahawan yang profesional dan berwibawa
3) Memiliki kantor dan jaringan relatif tersebar
4) Jumlah staf/personil relatif banyak
5) Kemampuan personil dilihat dari pendidikan dan pengalaman relatif baik
6) Dedakasi personel terhadap tugasnya yang relatif tinggi
7) Sarana yang dimiliki cukup lengkap
8) Staf yang inisiatif, kreatif, dan inovatif
b. Weakness (kelemahan)
Faktor-faktor yang tergolong ke dalam katagori “kelemahan” sebagian besar merupakan kekurangan yang sifatnya kebalikan daripada “strengths” antara lain adalah :
1) Modal yang relatif kecil
2) Manajemen/wirausahawan yang belum profesional dan kurang keahliannya
3) Belum memiliki kantor dan jaringan kurang
4) Jumlah staf/personil kurang memadai
5) Kemampuan personil dilihat dari pendidikan dan pengalaman dibawah standar normal
6) Sarana yang dimiliki kurang lengkap
7) Staf kurang memiliki inisiatif, kreatif, dan inovatif
c. Opprtunies (kesempatan)
Faktor-faktor yang dapat dimasukkan ke dalam “kesempatan” antara lain adalah :
1) Peraturan pemerintah yang menunjang ke arah yang menguntungkan
2) Fasilitas-fasilitas tertentu atau hak yang diberikan karena kemudahan memperolehizin usaha
3) Dukungan dari DPUN (Dewan Pengembangan Usaha Nasional) dan KPEN (Komisi Pengembangan Ekonomi Nasional)
4) Kegiatan usaha yang dilakukan berkaitan dengan kemungkinan usaha tersebut akan dapat meraih keuntungan relatif besar
5) Lingkungan tempat usaha yang memberikan kesempatan
6) Restrukturisasi penguasan aset ekonomi
7) Semakin berkurangnya berperan sertanya pemerintah dan semakin meningkatnya peran serta swasta dalam pembangunan
8) Desentralisasi dan otonomi pengambilan keputusan pemerintah tingkat kabupaten
9) Sektor informal dalam kegiatan usaha yang lebih menjanjikan
10) Penetapan lokasi usaha atau cabangnya di daerah-daerah tertentu lebih dahulu daripada yang lainnya
11) Kebiasaan atau adat istiadat anggota masyarakat suatu daerah yang positif dan menunjang kemajuan usaha
12) Sistem ekonomi menuju ke arah yang baik
d. Threaties (ancaman)
Faktor-faktor yang tergolong dalam “ancaman” sebagian besar berupa kebalikan daripada “kesempatan” antara lain adalah :
1) Arah peraturan pemerintah yang berkaitan dengan sistem ekonomi kerakyatan belum jelas
2) Terlalu birokratis pengurusan izin usaha menyebabkan biaya tinggi
3) Dukungan dari DPUN dan KPEN belum jelas arahnya
4) Kegiatan usaha yang dilakukan masih ada kemungkinan tidak dapat meraih keuntungan bahkan memperoleh kerugian yang besar
5) Lingkungan usaha kurang memberi kesempatan
6) Situasi pasar yang masih lesu dan nilai rupiah yang masih lemah
7) Situasi politik yang belum stabil
8) Adanya ancaman disintegrasi bangsa

Uji diri
1. Visi pada hakikatnya merupakan pencerminan …………. dan ………
2. visi adalah suatu hal yang dapat …………….,………….. dan ……….
3. pada dasarnya kegiatan semua bidang usaha bertujuan ………………………..
4. salah satu indikasi usaha yang berhasil adalah forever inovating, artinya …………….
5. salah satu misi perusahaan adalah menjadikan perusahaan mampu mendorong lahirnya ……………
6. tugas memadukan arah yang tepat bagi organisasi dirumitkan oleh banyaknya dimensi dari visi yang mungkin diperlukan. Mengapa seorang pemimpin memerlukan pandangan ke depan?
7. visi perusahaan mengandung dua aspek wawasan penting. Sebutkan edua aspek tersebut!
8. bagaimana wirausahawan mengantisipasi kebutuhan informasi?
9. salah satu misi perusahaan adalah mampu mencapai daya saing strategis perusahaan. Bagaimana caranya?
10. salah satu indikasi usaha yang berhasil adalah flexible, jelaskan maksudnya!

1 komentar: